Wamensos: Sekolah Rakyat Bisa Mengentaskan Kemiskinan

Jakarta, Inspira Talk – Wakil Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Achmad Zuhri menanggapi terkait dengan pernyataan wakil menteri sosial (wamensos) Agus Jabo Priyono yang menyebut sekolah rakyat salah satu upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan.

Ia menyebut tentu harusnya di lihat dari indikatornya, salah satu indikator kesejahteraan ya tentu anak-anak sekolah, dengan mendapatkan pendidikan yang layak dengan begitu pengalaman dan survival anak akan berubah dan bisa suatu saat membangun kemandirian ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan.

“Tetapi apakah kita lihat konteksnya kalau sekolah rakyat itu justru mempunyai tujuan akan mengetaskan kemiskinan bisa saja tetapi terlalu jauh karena konteks mengetaskan kemiskinan seperti apa?,” kata Zuhri, (24/7/2025).

Lebih lanjut, Zuhri menjelaskan bahwa sekolah rakyat itu justru akan mengentaskan kemiskinan kemudian membantu sampai merenovasi rumah orang tua anak. Ia menyebut, konteksnya terlalu jauh kalau dalam bidang pendidikannya ada efeknya.

“Kalau intervensinya adalah intervensi ekonomi yang misalkan holistik, sampai membedah rumahnya untuk diperbaiki saya kira apakah ia ini masuk dalam bagian program sekolah rakyat untuk mengentaskan kemiskinan,” jelasnya.

Informasi sebelumnya,

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menyebut Sekolah Rakyat merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencetak agen perubahan pada setiap keluarga miskin.

“Sekolah Rakyat itu di maksudkan oleh Pak Presiden, dalam rangka memotong transmisi kemiskinan dan memuliakan orang-orang miskin,” ujar Agus Jabo Priyono dalam Diskusi Redaksi (Diksi) dengan Tema: “Sekolah Tanpa Sekat: Menembus Batas Lewat Sekolah Rakyat” yang digelar Direktorat Ekosistem Media Dirketorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), di Jakarta, Rabu (25/6/2025) malam.

Mengentaskan kemiskinan memang menjadi tujuan utama Sekolah Rakyat. Lebih spesifiknya memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi dan memuliakan warga miskin. Lantaran itu, program ini di khususkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, yang masuk desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

“Yang lebih penting lagi (adalah) membangun harapan, semangat baru bagi orang-orang miskin yang selama ini tidak bisa membayangkan bahwa anaknya bisa sekolah dan dia diberdayakan,” kata Agus Jabo.

Selain pendidikan gratis, pemerintah juga akan memberdayakan orang tua siswa sekolah rakyat dengan program-program pemberdayaan lintas kementerian serta memperbaiki rumah mereka yang tidak layak huni. Hal itu penting mengingat berdasarkan data Kemensos, mayoritas orang tua siswa Sekolah Rakyat berpenghasilan Rp1 juta–Rp2 juta per bulan dan bekerja di sektor informal.

Lebih lanjut, Agus Jabo menjelaskan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi nasional pengentasan kemiskinan. Presiden menargetkan kemiskinan ekstrem turun hingga nol persen pada 2026, dan angka kemiskinan nasional di bawah lima persen pada 2029. Untuk itu, intervensi sosial harus berbasis data yang solid dan terverifikasi, yaitu DTSEN. (JS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *