Wakil PP Pergunu: Sekolah Rakyat Harus Memperhatikan Kurikulum dan Hak Anak

Jakarta, Inspira Talk – Wakil Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Achmad Zuhri memperingatkan sekolah rakyat agar memperhatikan kurikulum dan aspek hak anak untuk dilindungi datanya, privasinya dan seterusnya.

“Karena orang yang bersekolah di sekolah rakyat tentu dalam prespektif sosial mendapatkan stigma dari keluarga yang miskin,” katanya Kepada Inspira Talk, Senin, (28/7/2025).

Ia menyebut, padahal semangat ekosistem pendidikan kita adalah sistem pendidikan yang inklusif. Jadi artinya Zuhri menyebut niat baik untuk mencerdaskan juga harus diperhatikan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan jaminan pendidikan merata untuk semua kalangan anak bangsa.

“Tentu secara teoritis sangat bisa sekolah rakyat mencerdaskan, tetapi mesti memperhatikan juga alur prosesnya, harus ada kurikulum yang spesial, agar mempunyai daya tarik pada masyarakat,” ucapnya.

Kemudian, ia mengatakan jangan sampai dalam pencarian siswa sekolah rakyat ada pemaksaan tertentu karena dalam masyarakat atau keluarga yang rentan perlu pendekatan yang humanis.

Zuhri juga menyebut biat pemerintah tujuannya memang baik memberi jaminan pendidikan, tegapi banyak sekolah yang perlu dikembangkan secara maksimal.

Sebelumnya , Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan modul perlindungan dan pengasuhan anak masuk dalam kurikulum Sekolah Rakyat.

Hal ini untuk memastikan tidak ada perundungan (bullying), kekerasan seksual dan intoleransi di sekolah berkonsep asrama untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem tersebut.

“Untuk Sekolah Rakyat ini karena berbasis asrama harus mendapat pengasuhan. Nah dari beberapa kementerian terkait kami sudah bahas juga adanya modul untuk perlindungan dan modul pengasuhan,” ujar Komisioner KPAI Ai Rahmayanti dalam konferensi pers Retret Tahap II Kepala Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kesejahteraan Sosial Kemensos di Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Juli 2025 lalu.

Dalam kesempatan ini Gus Ipul juga menekankan pentingnya lingkungan yang ramah anak di Sekolah Rakyat. Untuk mewujudkannya salah satu langkah yang ditempuh adalah memasukkan modul perlindungan dan pengasuhan ke kurikulum.

“Kita masukkan bagian dari kurikulum kita dan modul-modulnya agar kepala sekolah dan guru memahami dengan baik,” jelasnya.

Agar pemahaman para kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik semakin terang benderang, Gus Ipul menyatakan Kemensos juga melibatkan KPAI dan kementerian terkait untuk memberikan pembekalan. (JS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *