Rapat Data Bansos, Kemensos dan BPS Pastikan Penerima Tepat Sasaran

Rapat Bansos/Foto Humas Kemensos

Jakarta, Inspira Talk – Kementerian Sosial (Kemensos) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar pertemuan untuk membahas konsolidasi data guna memastikan penerima bantuan sosial (bansos) tepat sasaran.

Pertemuan ini bertujuan untuk memutakhirkan data penerima bansos yang bersifat dinamis.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan bahwa pertemuan ini penting untuk memastikan data penerima bansos akurat dan up-to-date.

“Tentu dengan adanya pertemuan rutin seperti ini, kami dengan BPS, kita bisa mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di lapangan dan sekaligus kalau ada hal-hal yang meragukan, kita akan coba cek ulang sekali lagi, agar data kita makin hari makin akurat,” kata Gus Ipul usai pertemuan di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Gus Ipul menyebutkan total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bansos reguler dan Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) dari Desil 1 sampai 4 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) adalah sebanyak 35,04 juta.

Dari jumlah tersebut, terdapat 16,3 juta KPM penerima bansos reguler dan BLTS.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan bahwa 4,2 juta KPM yang dinyatakan tidak layak menerima bansos akan di gantikan dengan data lain yang memenuhi kriteria.

“Dari hasil verifikasi, ada 4,2 juta yang dinyatakan tidak layak menerima bantuan sosial, tentunya ini yang kemudian kita katakan sebagai inclusion error. Nah inclusion error ini kemudian nanti tindak lanjutnya adalah kita akan gantikan dengan data-data lain yang kami miliki,” kata Amalia.

Koordinasi antara Kemensos dan BPS

Hal ini juga akan di perluas dan lebih erat melalui koordinasi pada tingkat daerah yaitu Dinas Sosial dan BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota.

“Oleh sebab itu tadi kami sudah sepakat, minggu depan kita akan menyelenggarakan Rakornis antara BPS seluruh Indonesia, Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan Kemensos dan Dinas Sosial seluruh Indonesia, dengan begini kolaborasi untuk terus kita memutakhirkan DTSEN dan juga nantinya Pak Mensos bisa mendapatkan data yang lebih akurat dengan pemutakhiran yang lebih solid,” beber Amalia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *