Bahaya Seblak Bagi Kesehatan Bisa Akibatkan PCOS dan Cara Mencegahnya

Jakarta, Inspira Talk – Rasa enak memakan seblak belakangan ini terus viral sampai menjadi jajanan favorit dikalangan masyarakat Indonesia. Tapi tidak banyak masyarakat yang berfikir akan kandungan bahaya dari banyaknya makan seblak terlebih pada perempuan bisa berakibat kemandulan.

“Makanan seblak mengandung Polycystic Ovarium Syndrome (PCOS) atau pemicu wanita bisa alami gangguan hormon,” kata dr. Ita Fajri Tamim. Kamis (21/11/2025). 

Dokter yang konsen di bidang Kesehatan, Pendidikan dan Pemberdayaan maupun Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak itu menjelaskan kandungan makanan pada seblak dan mie instan banyak terbuat dari tepung buatan, kandungan gula, garam dan minyak yang berlebihan.

Sehingga jika dikonsumsi terlalu banyak bisa menganggu pembetukan sel telur pada ovarium yang sulit melakukan ovulasi atau pembuahan sel telur.

Ia mengungkapkan, Kondisi PCOS akan mempengaruhi mentruasi berkepanjangan atau berlebihah. Bisa mengakibatkan ketidaksuburan pada wanita karena kelebihan hormon androgen. Akibatnya wanita yang mengalami penyakit PCOS akan sulit untuk hamil atau mengalami kemandulan.

“Ketidakseimbangan hormon androgen bisa memicu haid tidak teratur dan sulit hamil,” katanya.

Penderita PCOS biasanya penyebab terbesar adalah lifestyle atau gaya hidup. Salah satunya dari faktor makanan.

dr. Ita pun menyatakan agar terhindar dari penyakit PCOS dan cara mencegahnya dengan mengatur makanan bergizi dan mengandung protein dan serat seperti buah, sayur kemudian diimbangi dengan olahraga yang teratur agar metabolisme tubuh baik.

“Cara mencegahnya menjaga pola makan yang banyak mengandung protein dan serat, serta teratur dalam berolahraga,” jelasnya.

Temuan Kandungan MSG Pada Seblak 

Sementara itu berdasarkan jurnal penelitian yang berjudul “Pengaruh Makanan Seblak terhadap Kesehatan Tubuh” oleh Dhimas Wahyudi dan Tantri Isna Saputri Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Pamulang (Unpam) menemukan bahwa makanan seblak cenderung mengandung tingkat garam, lemak jenuh, dan bahan tambahan seperti MSG (Monosodium Glutamat) dalam jumlah yang tinggi. 

Pada saat tubuh menerima konsumsi berlebihan dari kandungan MSG ini dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi, obesitas, dan gangguan pencernaan.

Selain itu, berdasarkan pengamatan makanan Seblak terdapat adanya pengolahan yang kurang higienis atau bersih dalam pembuatan seblak, hal ini dapat memicu meningkatnya risiko infeksi saluran pencernaan pada manusia.

Mereka mengimbau kepada masyarakat selaku mahasiswa yang terdidik menjadi bagian dari agen kontrol sosial, menjelaskan meskipun banyak terdapat pengaruh negatif dari makanan Seblak, tetapi makanan ini dapat dikelola dengan bijaksana melalui pengendalian porsi dan pemilihan bahan baku yang lebih sehat serta penggunaan teknik pengolahan yang tepat. 

Pemerintah dan kaum akademisi seyogyanya memberikan edukasi tentang bahaya konsumsi berlebihan makanan seblak serta promosi gaya hidup sehat juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan yang seimbang. 

Penelitian ini  menunjukkan  bahwa  konsumsi  seblak  yang  berlebihan  dapat  membawa  dampak negatif bagi kesehatan tubuh, terutama pada sistem pencernaan, metabolisme, dan kesehatan jantung.  

Sistem   Pencernaan:   Kandungan   pedas   dalam   seblak   dapat   mengiritasi   lambung   dan   menyebabkan  gangguan  pencernaan  seperti  mulas,  diare,  dan  sakit  perut.  Konsumsi  berlebihan  juga  dapat  meningkatkan  risiko  maag  dan  gastritis. 

Metabolisme:  Kandungan  kalori,  lemak,  dan  natrium  yang  tinggi  dalam  Seblak  dapat  meningkatkan  risiko  obesitas,  penyakit  jantung,  dan  hipertensi.  Obesitas  dapat  mengganggu  metabolisme  dan  meningkatkan  risiko  penyakit  kronis  lainnya  seperti  diabetes. 

Kesehatan  Jantung:  Konsumsi  natrium  yang  tinggi  dalam  Seblak  dapat  meningkatkan  tekanan  darah  dan  meningkatkan  risiko  hipertensi.  Hipertensi  dapat  merusak  pembuluh  darah  dan  jantung, dan meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *