Belajar Bahasa Inggris Sejak Dini: Bukan Sekadar Tambahan, Tapi Investasi Kognitif Anak

Ilustrasi Anak Belajar

Inspira Talk – Pernahkah kita bertanya: kapan waktu terbaik mengenalkan anak pada bahasa asing, terutama bahasa Inggris? Ternyata bukan saat mereka masuk sekolah dasar atau SMP, tapi jauh lebih awal di usia balita. 

Ya, masa kanak-kanak awal adalah periode emas di mana otak anak berkembang sangat pesat. Dan inilah momen krusial yang bisa kita manfaatkan untuk menanamkan keterampilan yang akan membentuk masa depan mereka.

Mengajarkan bahasa Inggris sejak dini bukan sekadar soal menambah kosakata. Lebih dari itu, riset menunjukkan bahwa anak-anak bilingual memiliki kemampuan kognitif yang lebih tajam. 

Mereka cenderung lebih baik dalam berpikir kritis, mengingat informasi, menyelesaikan masalah, hingga fokus dalam menjalani tugas-tugas harian.

Bahasa Asing Merangsang Otak Anak

Studi dari Barac & Bialystok (2012) menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar bahasa kedua memiliki kinerja kognitif yang lebih tinggi. 

Mengapa ini bisa terjadi? Karena saat anak belajar dua bahasa, otaknya secara tidak langsung berlatih dalam mengelola dua sistem linguistik yang berbeda. Ini melatih mereka untuk lebih tangguh dalam berpikir, fokus, dan menyaring informasi yang relevan.

Penelitian dari Ellen Bialystok (2011) dalam Journal of Experimental Child Psychology memperkuat temuan ini. Anak-anak bilingual terbukti lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas kompleks karena mereka terbiasa beralih fokus dan menahan gangguan serta memiliki kemampuan yang disebut sebagai executive function.

Lagu dan Gerakan: Kunci Belajar yang Menyenangkan

Pembelajaran bahasa Inggris pada anak tidak harus membosankan. Lagu-lagu ceria, permainan sederhana, atau gerakan tangan bisa menjadi jembatan untuk membangun pemahaman. 

Pendekatan ini tidak hanya membantu mereka memahami kosakata, tetapi juga meningkatkan kemampuan motorik dan kerja sama sosial. 

Sebuah studi dari Rochma & Wicaksono (2023) menegaskan bahwa lagu dan gerakan membuat proses belajar jadi lebih efektif dan menyenangkan.

Bayangkan seorang anak menyanyikan lagu “Head, Shoulders, Knees and Toes” sambil mengikuti gerakan. Dalam kegiatan itu, mereka tidak hanya belajar kata baru, tapi juga mengasah konsentrasi, koordinasi tubuh, dan kebiasaan mengikuti instruksi.

Peran Kunci Orang Tua

Namun, keberhasilan pembelajaran ini sangat bergantung pada lingkungan di rumah. Orang tua berperan besar dalam menciptakan suasana belajar yang positif.

Membacakan cerita berbahasa Inggris, menonton film animasi bersama, hingga bermain kuis kosakata sederhana bisa menjadi rutinitas menyenangkan yang memperkuat kemampuan bahasa anak.

Dalam bukunya Second Language Learning in the Early School Years, Victoria Murphy menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dalam proses belajar. 

Dukungan emosional, pujian, serta kehadiran aktif orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk motivasi dan kepercayaan diri anak.

Rekomendasi Praktis

Bagi para orang tua dan guru, berikut beberapa langkah sederhana untuk mulai mengenalkan bahasa Inggris pada anak-anak:

1. Mulailah dari hal kecil – seperti menyebut warna, angka, atau benda-benda sekitar dalam bahasa Inggris.

2. Gunakan media visual dan audio – anak lebih mudah menyerap informasi lewat gambar dan suara.

3. Jadikan rutinitas – belajar tidak harus formal. Ulangi kosakata setiap hari dengan cara yang fun.

4. Lakukan evaluasi ringan – amati kemajuan anak dan sesuaikan metode pembelajaran sesuai kebutuhannya.

Mengajarkan bahasa Inggris pada anak usia dini bukanlah tren, tetapi kebutuhan. Dunia yang semakin global menuntut generasi muda untuk mampu berkomunikasi lintas budaya. 

Namun, manfaatnya lebihnya bukan hanya untuk masa depan akademik, tapi juga untuk ketahanan kognitif dan emosional anak.

Pertanyaannya kini bukan lagi “perlukah anak belajar bahasa Inggris sejak dini?” tetapi “sudahkah kita menyiapkan ruang dan waktu untuk itu?” Karena dalam tiap kata asing yang mereka pelajari, ada investasi besar yang sedang kita tanam untuk masa depan mereka. ***

Penulis : Nur Syifa

Editir : CY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *