Menteri Purbaya Terancam di Reshuffle usai Tolak Bayar Utang Whoosh Melalui APBN

Inspira Talk – Hembusan angin kencang politik di sekitar kursi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, tampaknya mulai berputar liar dan terancam di Reshuffle.

Keberanian dan integritasnya mengancam lawan politik padahal ia baru seumur jagung menjabat, sang ekonom bersuara lantang itu kini dikabarkan tengah menjadi target operasi senyap—sebuah tekanan terstruktur yang perlahan menjerat langkahnya.

Sumber tekanan itu, kata analis intelijen dan geopolitik Amir Hamzah, berasal dari keberanian Purbaya menolak mentah-mentah penggunaan APBN untuk menalangi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).

Sebuah sikap yang, bagi sebagian pihak, dianggap menantang arus besar kepentingan lama.

“Purbaya menolak mekanisme pembiayaan yang selama ini dikelola kelompok pro Luhut, ini jelas benturan kepentingan besar,” ujar Amir.

Langkah itu membuatnya dianggap “anak baru” yang terlalu berani: tak punya partai, tak punya basis kuat di parlemen, tapi langsung menabrak struktur kepentingan mapan.

Maka, kata Amir, dimulailah operasi yang pelan tapi nyata—melalui tiga jalur utama: politisasi media, tekanan legislatif, dan isolasi politik di lingkar kabinet.

Media mulai menarasikan Purbaya sebagai menteri yang kaku, tak komunikatif, dan sulit diajak seirama.

Di Senayan, Komisi XI DPR mulai “aktif” memanggil dan menekan.

Sementara itu, di tubuh kabinet sendiri, dukungan konon mulai menipis.

“Jika Presiden Prabowo menilai Purbaya menjadi beban atau mengganggu stabilitas, reshuffle bisa jadi opsi paling mudah,” ujar Amir.

Dalam kacamata teknokrat, langkah Purbaya menjaga kehati-hatian fiskal adalah bentuk integritas. (JS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *