Indonesia Kena Dampak 32%, Prabowo Bahas Tarif Trump Bareng Empat Kepala Negara ASEAN

Presiden Prabowo Subianto

Jakarta, Inspira Talk – Indonesia terkena dampak tarif Trump yang cukup siginifikan yakni 32 persen. Membahas hal ini, Presiden Prabowo Subianto berbicara dengan empat kepala negara ASEAN tentang kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal. Kelimanya membicarakan cara untuk mengatasi potensi gejolak ekonomi.

Menurut keterangan dari Tim Prabowo Subianto, Prabowo menghubungi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Filipina Ferdinand Marcos Jr, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong melalui sambungan telepon.

“Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin empat negara anggota ASEAN lainnya berkomunikasi untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik dari Amerika Serikat yang di umumkan Presiden Donald Trump,” demikian resmi Tim Media Prabowo, Sabtu (5/4/2025).

PM Malaysia Juga Angkat Bicara

Terpisah, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan isi pembicaraan bersama sejumlah kepala negara ASEAN. Hal itu juga diunggah di akun Instagramnya, @anwaribrahim_my_

Terkait tarif Trump, Anwar mengatakan, dalam perbincangan itu dia menampung pandangan sekaligus mengkoordinasikan langkah bersama untuk menghadapi tarif resiprokal AS.

Baca Juga : Indonesia Jadi Korban Perang Dagang AS, Apa Dampak Untuk Indonesia?

Terlebih Malaysia memegang keketuaan ASEAN saat ini.Dia mengatakan bahwa pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang akan di gelar pada Minggu depan akan menindaklanjuti pembicaraan terkait solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal AS tersebut.

“Insyaallah, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN minggu depan akan terus membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara anggota,” kata Anwar.

Adapun, tarif resiprokal yang di kenakan AS terhadap negara-negara ASEAN yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, Indonesia 32 persen, dan Thailand 36 persen. (JS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *